NASKAH : PERMAINAN CATUR
KARYA : KENNETH SAWYER GOODMAN
ALIH BAHASA : W.S RENDRA
PELAKU : SAMUEL GLASPELL
OSCAR YAKOB
ANTONIO
VERKA
ALGOJO
ALGOJO : Yang mulia, hari ini saya telah menyelesaikan sebelas nyawa.
SAMUEL GLASPELL : Bagus sekali, kau melaksanakan tugamu dengan baik sekali. (ALGOJO BERLALU) Bagaimana Antonio? (TERSENYUM) Rupanya kau telah kehilangan kecerdikanmu.
ANTONIO : Sebentar yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Pionnya barangkali.....
ANTONIO : Bukan (MAIN) Nah....sudah.
SAMUEL GLASPELL : Hah....begitu ya, bagus....bagus, rupanya kecerdikanmu telah kembali bukan? (MEMBUNYIKAN BEL)
ANTONIO : Apakah waktunya sudah habis yang mulia?
SAMUEL GLASPELL : Tidak, kita masih punya waktu 10 menit lagi untuk menyelesaikan permainan ini.
ANTONIO : Yang mulia sudah bosan main catur rupanya?
SAMUEL GLASPELL : Tidak, saya tidak pernah bosan main catur, dengarkanlah Antonio apabila saya bosan main catur, itu artinya saya telah bosan hidup. Permainan catur adalah tantangan bagi ketajaman otak serta kekuatan jiwa manusia, sebagai taktik cinta, taktik perang, politik.....dan lain-lain sebagainya. Apabila permainan caturku buruk, maka saya akan berhenti menjadi menteri urusan kepolisian. Kita orang pemerintah tidak hanya meletakkan nyawa dalam kekuatan tangan kita. Tapi kita harus mengasah kepala kita untuk menjalankan tugas seefektif mungkin. Kita harus menjaga agar sempurna, persis gerakannya, licin jalannya. Ya, ya begitulah caranya kita mengabdi pada pekerjaan kita. Apabila mesin-mesin dalam kepala kita ini mogok atau macet, maka kita tak punya arti apa-apa lagi.
ANTONIO : Tapi, pikiran yang mulia melayang agaknya.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah? Baiklah, baik.... (MAIN DENGAN CEPAT) Nah, coba kau lawan ini kalau bisa.
ANTONIO : Sebuah gerakan yang dapat menyelamatkan raja yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Kau rasakan sekarang saya melamun? Saya bermimpi, pikiranku melayang-layang. Kemudian datanglah gerakan secepat kilat. Nah, ketangkasan taktik. Pada lintasan akal sekejap itulah letak kekuatanku.
ANTONIO : Yang mulia, itu inspirasi namanya...!!!
SAMUEL GLASPELL : Mungkin, tetapi dibalik inspirasi itu kita tak boleh melupakan pada taktik permainan kita.
(VERKA MASUK)
VERKA : Apakah yang mulia memanggil saya?!?
SAMUEL GLASPELL : Apakah ada orang yang bernama Oscar Yakob?
VERKA : Orang yang bernama Oscar Yakob membawa surat keterangan dari yang mulia, telah menunggu di ruangan sekretaris.
SAMUEL GLASPELL : Saya perkenalkan kau membawanya sepuluh menit lagi.
VERKA : Harap dimaafkan yang mulia. Tetapi, tuan sekretaris mohon bertanya. Apakah perintah yang diberikan Antonio benar?
SAMUEL GLASPELL : Perintah apa?
VERKA : Bahwa orang yang bernama Oscar Yakob itu tak perlu digeledah.
SAMUEL GLASPELL : Tak ada alasan menggeledah orang itu!
(VERKA PERGI)
SAMUEL GLASPELL : Giliranmu Antonio. Kita masih punya waktu dua menit untuk main catur dan satu menit untuk tanya jawab.
ANTONIO : (MAIN) Nah, begini yang mulia....
SAMUEL GLASPELL : Begitu ya....lalu begini...? (MAIN)
ANTONIO : Hah, saya dapat menskak yang mulia dalam lima langkah lagi.
SAMUEL GLASPELL : Dua menit sudah habis Antonio. Sekarang katakanlah, apakah kau yakin bahwa agen-agen tak salah mengusut keterangan mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu.
ANTONIO : Sangat yakin yan mulia. Saya mohon pada yang mulia kemarin, karena telah jelas diketahui oleh agen-agen saya bahwa Oscar Yakob masuk komplotan anti pemerintah dan dia memdapat tugas dari pimpinannya untuk membunuh yang mulia, dua orang bawahannya telah kami tangkap dua hari yang lalu, dan tak mesti diragukan lagi mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu. Mengenai laporan sejarah hidupnya, sejak dia lahir sampai sekarang telah kami serahkan pada yang mulia kemarin. Tentu yang mulia telah memahaminya.
SAMUEL GLASPELL : Ya, ya.... riwayat hidupnya telah aku hafal diluar kepala, meskipun saya telah menganugrahkan kepadanya untuk berwawancara pribadi dengan saya. Juga saya telah memberikan perintah yang tegas untuk tidak mengeledah dia. Dengan singkat saya telah melakukan pekerjaan yang tolol bukan?
ANTONIO : Saya tak berhak meragukan kebijakasanaan yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Apa? Kau tak berhak meragukan kebijaksanaanku. Tapi dalam hati kau meragukannya. Saya dapat melihat dibalik pandangan matamu ketika kau bekata dalam hati “yang mulia Samuel Glaspell, dibalik omongannya yang manis tidak seperti biasanya lagi. Dia telah mundur, dia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya”. Apa kau kira saya penakut?!?
ANTONIO : Yang mulia.......
SAMUEL GLASPELL : Saya kadang-kadang berfikir begitu, bahwa sekali waktu tak ada lintasan akal yang timbul seperti kilat, bahwa saya akan bikin skak mat untuk selama-lamanya, itulah sebabnya kau kupanggil kemari berjam-jam main catur denganku. Saya sangat terganggu untuk melakukan permainan dengan....si Oscar Yakob itu.
ANTONIO : Jadi yang mulia punya alasan yang kuat untuk bertemu dengan orang itu?
SAMUEL GLASPELL : Kau akan bisa memahami alasanku ini.
ANTONIO : Tapi orang itu ditugaskan untuk membunuh yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Biarlah...
ANTONIO : Tapi dalam hal ini saya mengusulkan pada yang mulia...untuk berhati-hati terntu akan lebih aman apabila...
SAMUEL GLASPELL : Cukup! Jangan bicara seperti anak kecil Antonio. Saya tau apa yang sedang kau fikirkan “Samuel Glaspell tidak sepertinya, dia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya. Dia telah lamban dan dia butuh dijaga”....nah, sekarang kerjakan saja apa yang telah saya tugaskan padamu, dan jangan lebih dari itu.
ANTONIO : Apakah caturnya harus saya singkirkan yang mulia?
SAMUEL GLASPELL : Jangan, kau sentuh atau dirubah. Kita akan menyelesaikan nanti (ANTONIO INGIN MENGATAKAN SESUATU TAPI RAGU-RAGU). Nanti kupanggil kau dengan bel. Baiklah, kulihat kau akan berkata sesuatu kau kira....permainan catur ini tak dapat dilanjutkan? Kita lihat saja nanti.
ANTONIO : Saya mohon kepada yang mulia agar ber....
(VERKA MASUK DENGAN OSCAR YAKOB)
VERKA : Oscar Yakob menghadap.... (DENGAN LANTANG)
SAMUEL GLASPELL : Begitu ya jadi kau yang bernama Oscar Yakob itu. Bagus kalau begitu.
OSCAR YAKOB : Ya, saya Oscar Yakob.
SAMUEL GLASPELL : Bois Nastrada Oscar Yakob.
OSCAR YAKOB : Bois Nastrada Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Ternyata begitu sukar berjumpa dengan saya? Susah bertemu dengan Samuel Glaspell
OSCAR YAKOB : (KEPADA ANTONIO DAN VERKA) Nah, apalagi yang kalian nantikan? Orang ini mempunyai sesuatu yang penting untuk disampaikan, tapi dia seorang pemalu dihadapan orang banyak. Dia tidak bisa berkata apa-apa....
ANTONIO : Yang mulia, saya akan menanti dikoridor.
SAMUEL GLASPELL : Nonsens, omong kosong! Pergilah kekebun, carilah ispirasi disana, ayo pergilah!
(ANTONIO DAN VERKA PERGI)
SAMUEL GLASPELL : Duduklah dikursi itu! (PADA OSCAR YAKOB) Saya ingin memandangmu baik-baik. (OSCAR YAKOB CURIGA) Ahh, tak ada orang lain mengintai kita. Kamar ini berada diujung dan dipojok rumah. Dibelakang tak ada apa-apa selain jendela, tak ada balkon dan tak ada lemari. Bukalah pintu darimana kau masuk tadi. Tak ada orang dikoridor, boleh kau kunci bila kau menghendakinya. Baik, sekarang duduklah dan katakanlah apa yang kau inginkan? (MEMBISU) Oh, tiba-tiba jadi bisu ya. Tak tau bagaimana memulainya, malu atau bagaimana? Hmm....
OSCAR YAKOB : Tidak, saya berkata dalam hati!
SAMUEL GLASPELL : Ha, berkata dalam hati?
OSCAR YAKOB : Saya bertanya dalam hati, mengapa yang mulia memberikan kesempatan ini?!?
SAMUEL GLASPELL : Kesempatan? Kesempatan apa?
OSCAR YAKOB : Kesempatan saya untuk membunuh yang mulia!
SAMUEL GLASPELL : Kau mau membunuh saya, jadi itu soalnya bukan? Baiklah, saya juga sedang memikirkan hal itu, tentu sekarang saya lebih yakin lagi, bagus, teruskan!
OSCAR YAKOB : (TENANG DAN BIASA) Tuhan menyerahkan anda ketangan saya.
SAMUEL GLASPELL : Jangan Tuhan kita itu, kita ikut-ikutan. Buanglah kalimat tolol dan omong kosang itu. Saya sangsi apakah Tuhan masih mempunyai perhatian terhadap orang semacam aku dan kau, sayalah yang menyerahkan diriku kepadamu, tak lebih persoalan dari itu. Dengan gampang saya menjebakmu, tapi tidak. Bahkan tak perlu lagi pistolmu kau sembunyikan dibalik kantongmu itu!
OSCAR YAKOB : Yang mulia rupanya bermurah hati.
SAMUEL GLASPELL : Bukan, bukan bermurah hati, saya hanya tergoda ingin tahu bagaimana kau memainkan pistolmu, nafsu ingin tahu ini meluap-luap barang kali, keluarkanlah barang itu Oscar Yakob, silahkan!
OSCAR YAKOB : Yang mulia ini yang mendebarkan hati kita berdua.
SAMUEL GLASPELL : Dan mengharukan begitu? Ya, begitu mengharukan hati. Bagus, bagus Oscar Yakob. (POSISI TANGA SAMUEL GLASPELL MENDEKATI BELL)
OSCAR YAKOB : (MENGELUARKAN PISTOL) Jauhkan tangan anda dari bell itu, dangan hormat yang mulia Samuel Glaspell!
SAMUEL GLASPELL : Saya tak akan membunyikan bell, kau takut mereka datang kemari, kalau bell ini kubunyikan bukan? Tidak, apakah saya begitu tolol mengira kau takut, baiklah kalau saya gerakkan tangan, tentu kau menembakku.
OSCAR YAKOB : Ya!
SAMUEL GLASPELL : Nah, teruskanlah. Saya takkan melakukan gerakan itu.
OSCAR YAKOB : Tak ada seorangpun diatas bumi ini yang dapat menyelamatkan anda, Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Demikian juga denganmu sobat, kau takkan bisa meninggalkan ruangan ini dengan selamat, ya... katakanlah dalam keadaan sehat walafiat.
OSCAR YAKOB : Saya akan mencoba keluar dengan selamat, Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Tidak, itu berlebih-lebihan rasanya. Saya memang membiarkan kau masuk, tapi saya tak biarkan kau keluar, kau akan kehilangan kawan yang berguna Oscar Yakob.
OSCAR YAKOB : Yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Terserah padamu untuk mengakhiri wawancara ini. Tembaklah! Kau pasti sangat benci padaku? Hingga rela mengorbankan nyawamu untuk membunuhku.
OSCAR YAKOB : Saya tak benci pada anda.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah, sinting sekali, kupikir orang-orang sejenismu membenci padaku, barangkali kau hanya menjilatku dengan menunjukkan perasaanmu. Boleh, jilatilah dengan cara...
OSCAR YAKOB : Tak ada hasrat untuk menjilat anda.
SAMUEL GLASPELL : Ahh, begitu. Jadi saya akan menjalani sesuatu tanpa dijilat dulu?
OSCAR YAKOB : Perasaan pribadiku tak campur apa-apa dalam hal ini, aku alat Tuhan.
SAMUEL GLASPELL : Lagi-lagi begitu. Tak ada hubungannya Tuhan dengan semua ini. (TERSENYUM) Oh ya, apa kebetulan kau pandai main catur?
OSCAR YAKOB : Mengapa anda bertanya begitu? (NERVOUS)
SAMUEL GLASPELL : Sebab kau telah menengahi permainan caturku, Antonio tadi mengancam saya, akan menskak dalam lima langkah, tidak... tidak semudah itu Oscar Yakob.
OSCAR YAKOB : Saya telah cukup mendengar anda melucu, Samuel Glaspell!
SAMUEL GLASPELL : Jadi kau tak bisa main catur. Baiklah, saya telah berjanji untuk meneruskan permainan itu nanti, coba kita lihat saja nanti.
OSCAR YAKOB : Tentu yang mulia mempunyai satu kehendak.
SAMUEL GLASPELL : Sudah say katakan padamu tadi, apabila kau telah bosan dengan wawancara ini, terserah padamu untuk mengakhiri hidupku. Apa lagi yang kau tunggu, kenapa kau jadi lamban?!?
OSCAR YAKOB : Apakah yang mulia tidak ingin berdoa?
SAMUEL GLASPELL : Berdoa? Siapa yang ingin mendengarkan doa dari orang semacam saya? Tidak, saya lebih suka berbincang-bincang.
OSCAR YAKOB : Terserah pada yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Ya, kita berbincang-bincang sampai cukup keberanianmu untuk melaksanakan tugasmu.
OSCAR YAKOB : (DENGAN GAGAH) Tak perlu keberanian untuk menyelesaikan orang semacam anda.
SAMUEL GLASPELL : (TENANG DAN YAKIN) Orang akan membutuhkan keberanian, walau hanya untuk membunuh tikus sekalipun.
OSCAR YAKOB : Samuel Glaspell! Saya adalah orang yang terpilih.
SAMUEL GLASPELL : O, begitu, jadi pilihan telah jatuh padamu. Suatu kehormatan, suatu keistimewaan. Kau menganggapnya begitu bukan? Sebagai seorang pemberontak kau pasti mempunyai cita-cita politik bukan?
OSCAR YAKOB : Saya tak punya cita-cita politik.
SAMUEL GLASPELL : Tak punya cita-cita politik? O, begitu, juga tak ada kebencian perseorangan, lalu apa? Coba ceritakan padaku.
OSCAR YAKOB : Saya adalah seorang petani, bapak saya petani, kakak saya juga petani. Anda seorang bangsawan, nenek moyang anda seorang pangeran dan bangsawan. Ini adalah masalah penindasan dan perbudakan melawan sejarah kekejaman dan penindasan, saya tak peduli. Hari ini saya hanya memikirkan hari kemarin dan hari yang akan datang. Tindakan anda sangat kejam dan keras. Tak usah diragukan lagi. Itupun saya tak peduli. Semua itu saya tidak ikut-ikutan dalam hal ini, penderitaan saya sendiri juga saya tidak ikut-ikutan. Semuanya tak berarti mendorong saya melakukan perbuatan. Anda dan saya tak berarti apa-apa. Ini adalah kasta melawan kasta. Saya menggabungkan diri dalam partai revolusioner. Betul, anda menamakan saya agen mereka. Ya. Meskipun saya tak tahu cita-cita mereka untuk negara ini, saya tak akan mempedulikannya. Saya hanya mengerti bahwa gerombolan pada siapa saya bergabung, adalah perjuangan yang mewakili gelora hati saya. Saya menuruti karena saya berhak untuk mendendam darah dan kelahiran saya...
SAMUEL GLASPELL : Ya, kau orang yang fanatik.
OSCAR YAKOB : Adalah hukum alam bahwa saya melawan anda.
SAMUEL GLASPELL : Ahaa, jadi secara alam kau memusuhiku? Sejarah penderitaan melawan penindasan, begitu. Hari ini kau telah melupakan segala-galanya bukan? Duka deritamu yang tak seberapa dan kekejaman yang tak seberapa, kau anggap tak perlu kau perdulikan? Kau hanya berpendapat dirimu tak lebih dari tangan dendam, dari satu kasta terhadap kasta lain. Oh, kau digerakkan oleh debu-debu bangkai nenek moyang bukan? Engkau memukul udara dengan gada asap. Engkau terjerumus didalam kedangkalan dan kepicikan, apa yang engkau kerjakan kini adalah hinaan yang fanatik terhadap keadilan.
OSCAR YAKOB : Tanganku telah gatal Samuel Glaspell! (MENGANCAM)
SAMUEL GLASPELL : Tunggu! (TENANG) Masih ada sesuatu hal yang akan saya katakan, sesuatu hal yang akan kau kenang diantara waktu kau membunuhku dan kau dibunuh. Sebenarnya... Oscar Yakob adalah... saya, bukan kau....!!!
OSCAR YAKOB : Omong kosong! Apa pula ini?!?
SAMUEL GLASPELL : Engkaulah Samuel Glaspell.
OSCAR YAKOB : Gila... anda gila...!!! (MENGANCAM DENGAN PISTOL)
SAMUEL GLASPELL : Tunggu! Ketika kau masih kanak-kanak, kau punya saudara pungut. Kau biasa berkejar-kejaran diladang. Biasa tidur bersama, bertangkar memperebutkan boneka barang mainan dan ketika berumur tujuh tahun, ada seorang penunggang kuda dari timur, lalu mengambil saudara pungutmu itu pergi, dan apabila kau menangis mencarinya, ayahmu memukulmu. Apakah kau masih ingat semua itu?
OSCAR YAKOB : Ya, saya masih ingat semua itu dengan baik. (DATAR)
SAMUEL GLASPELL : Ayahmu meninggalkan ibumu pada tahun berikutnya, sebentar waktu kemudian ibumu meninggl dunia, ia tak pernah bercerita perihal audara pungutmu itu. Kau lalu pergi kerumah pamanmu dan akhirnya kau magang pada tukang sepatu.
OSCAR YAKOB : Cukuplah, anda tak bisa mepesona dengan riwayat hidup saya, itu tak membuktikan apa-apa, spion anda tahu saja tentang hal itu. Siapa saya dulu dan siapa saya sekarang, bagaimana saya ini dan bagaimana saya itu.
SAMUEL GLASPELL : Ya, memang cukup semua itu, seperti kau katakan tadi, itu tak membuktikan apa-apa, tapi kita saudara angkat.
OSCAR YAKOB : Apa buktinya?
SAMUEL GLASPELL : Ibumu yang baik hati rupanya telah tertarik pada sebuah lelucon yang tak menguntungkan. Ia telah mengirimkan anaknya sendiri agar dibesarkan sebagai anak bangsawan, sedangkan seorang pangeran yang dititipkan kepadanya untuk melindunginya dari bahaya seorang jenderal markis, telah ia kirim ke Brudenburg, untuk menempuh hidup yang kau.... kau sendiri tahu macam bagaimana itu.
OSCAR YAKOB : Beri say bukti lainnya!
SAMUEL GLASPELL : Saya takkan memberimu ciri dan bukti kepadamu.
OSCAR YAKOB : Ahaa, apa lagi sekarang. Apalagi yang akan anda dongengkan kepada saya?
SAMUEL GLASPELL : Sayalah petani itu. Dan engkaulah bangsawan itu. Saya dan engkau adalah anak petani itu. Mengertikan engkau sekarang? Mengapa saya namakan tugasmu itu tugas kegila-gilaan.
OSCAR YAKOB : Bohong, bohong! Apapula tujuan anda, maka anda berbohong?!?
SAMUEL GLASPELL : Tak ada. (TENANG)
OSCAR YAKOB : Apakah anda mengharapkan aku membuang pistol ini keluar jendela dan memeluk anda sebagai saudara tua... ha... (TERTAWA SETENGAH MATI)
SAMUEL GLASPELL : Saya tak mengharapkan apa-apa. Saya insyaf, saya sadar bahwa saya adalah orang mati yang berbicara dengan orang mati.
OSCAR YAKOB : Bohong, bohong! Dari puncak sampai kedasar-dasarnya.
SAMUEL GLASPELL : Betul seratus persen. Tak ada alasan untuk membohongi anda. Bukankah kau bertanya padaku? Kenapa kau kuberikan kesempatan untuk membunuhku? Apa yang kau rencanakan sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. samuel Glaspell telah hilang keseimbangannya. Saya sesungguhnya ingin bunuh diri, saya harus mati, tapi kematian macam apa, saya tak tahu, itulah sebabnya kau datang kemari tidak digeledah. Kaulah yang akan menjalankan kematian itu.
OSCAR YAKOB : Itu sajalah alasan anda untuk bertemu dengan saya?
SAMUEL GLASPELL : Apakah tidak cukup alasan untuk bertemu dengan memberikan kematian itu?
OSCAR YAKOB : Nah, apa lagi yang akan anda ceritakan.
SAMUEL GLASPELL : Saya hanya meminta agar segera menyelesaikan tugasmu. Kecuali kau merasa berat untuk membunuh saudara angkatmu... Oscar Yakob yang sebenarnya, apabila demikian halnya, pergilah, pintu masih terbuka bagimu.
OSCAR YAKOB : (TAJAM) Manis sekali, mengharukan sekali, kembali? Dan mengatakan pada teman-temanku bahwa aku telah melepaskan Samuel Glaspell yang begis itu dari ujung pistolku, karena dia telah menceritakan sebuah cerita anak-anak tentang dua orang bersaudara angkat, yang sangat mengharukan?!? Tidak...(MENGOKANG PISTOL)
SAMUEL GLASPELL : Bunuhlah saya kalau begitu!
OSCAR YAKOB : (MEMBIDIK) Sa....
SAMUEL GLASPELL : Tembaklah!
OSCAR YAKOB : Sa... saya tak bisa. Bagaimanapun juga ada kemungkinan bahwa yang kau katakan mungkin benar. (MELETAKKAN PISTOLNYA) Bagaimanapun saya tak dapat hidup kalaupun itu dusta. Dan demi Tuhan sayapun akan mati kalau itu benar.
SAMUEL GLASPELL : Pendeknya, bagaimanapun juga kita berdua harus mati.
OSCAR YAKOB : Ya, demikianlah, tapi aku tak berani bunuh diri, harus ada jalan lain.
SAMUEL GLASPELL : Apakah kau cukup berani minum racun? Ya, bagus... apakah kau lihat cincin ini? Kalau saya tekan sebuah pernya... begini... ada tepung yang hebat dibawah akiknya, lihat. Didalamnya, kita melotre, salah seorang dari kita akan meminum racun. Yang seorang lagi menggunakan pistol, gampang bukan?
OSCAR YAKOB : Ya, sekarang aku jadinya telah mengetahui tipu muslihat anda, bohong! Setiap kata anda adalah bohong! Saya bisa menduga anda dengan jelas, anda memang tukang sulap yang licik seperti setan. Tapi saya tak mau diundi dengan orang sejenis anda.
SAMUEL GLASPELL : Kalau begitu pakailah dengan caramu. Lihatlah racun ini, telah lebih cukup untuk kita berdua. Ambillah anggur sendiri-sendiri, sesudahnya bagi dalam dua gelas, satu untukmu dan satu untuk saya dan untuk memuaskan hatimu, sayalah yang minum lebih dulu.
OSCAR YAKOB : Anda akan bersikeras sampai saat terakhir bukan? Baiklah, kita lihat saja nanti. (MENCAMPURKAN DAN SEBAGIAN UNTUK SAMUEL GLASPELL)
SAMUEL GLASPELL : Untuk kematian yang nikmat saudara angkatku. (MINUM)
OSCAR YAKOB : Haa. Ternyata kau memang seorang pemberani. (MENGANGKAT GELAS DAN BERHENTI) Bagaimana... bagaimana kalau anda saya tinggalkan sekarang, bagaimana?
SAMUEL GLASPELL : Para pengawalku telahku perintahkan untuk menangkapmu begitu kau keluar.
OSCAR YAKOB : Dalam hal ini, untuk penebusan dosa-dosa anda, saudara angkatku. (MINUM)
SAMUEL GLASPELL : Duduklah!
OSCAR YAKOB : (DUDUK TAPI TEGANG) Apakah kita harus menunggu lama?
SAMUEL GLASPELL : Mungkin lima menit, itu tadi adalah ramuan timur, sebab ramuan ini adalah pelupa diri yang sempurna. Saya percaya bahwa dia bekerja tanpa mendatangkan kesakitan. Saya telah diberitahu, kita nanti akan menjadi mati rasa dan indera kita. Apakah kau merasa mengantuk?
OSCAR YAKOB : Tidak. Saya merasa indera saya lebih tajam, suara anda nyata jelas kedengarannya.
SAMUEL GLASPELL : Kalau begitu coba angkat tanganmu!
OSCAR YAKOB : Rasanya sangat berat. (OSCAR YAKOB BERUSAHA MENGANGKAT TANGANNYA) Apakah anda takut mati yang mulia?
SAMUEL GLASPELL : Tidak, saya tidak takut mati sobat. (MENATAP TAJAM)
OSCAR YAKOB : Sa.... ya juga tidak.
SAMUEL GLASPELL : Sekarang coba kau angkat kakimu!
OSCAR YAKOB : Tak bisa.... aneh, saya merasa perasaan saya mati.
SAMUEL GLASPELL : Demikian juga saya sobat. Dapatkah kau bangkit dari kursimu.
OSCAR YAKOB : (PERLAHAN) Sa... ya... tak bisa menggerakkan tangan saya. Barangkali saya bisa bergerak kalau saya berusaha keras, tetapi saya kehilangan perasaan saya,.... sa.... ya merasa sakit, hanya kepala berdering-dering.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah....?!? apakah kau masih dapat mendengar suara saya dengan jelas?
OSCAR YAKOB : Ya, saya masih mendengar.
SAMUEL GLASPELL : Hemm, he... he... (TERTAWA PANJANG DAN SINIS)
OSCAR YAKOB : Katakan demi dosa-dosa anda. Apakah yang kau ceritakan tadi benar? Dan benarkah bahwa Samuel Glaspell itu adalah saya sendiri..?!?
SAMUEL GLASPELL : Demi dosa saya... he... he...
OSCAR YAKOB : Apabila semua itu benar, saya mohon kepada anda untuk memaafkan saya....
SAMUEL GLASPELL : Tak ada yang harus dimaafkan.
OSCAR YAKOB : (TERASA MENDEKATI AJAL) Te... terima kasih.
SAMUEL GLASPELL : Demi penebusan dosa-dosa saya Oscar Yakob, apa yang saya ceritakan adalah dusta belaka, (SAMUEL GLASPELL BERDIRI DAN SALING BERTATAPAN) Saya telah berdusta kepadamu. Aku bukan saudara angkatmu. Engkaulah Oscar Yakob dan saya adalah Samuel Glaspell. Saya telah berdusta kepadamu, ha... ha...
OSCAR YAKOB : (BERUSAHA UNTUK BANGKIT DAN MENGAMBIL PISTOL TETAPI KEBURU DIRAMPAS OLEH SAMUEL GLASPELL, AKHIRNYA IA LEMAS)
SAMUEL GLASPELL : (BERDIRI DIHADAPANNYA) Nah, engkau masih bisa bicara bukan?!?
OSCAR YAKOB : Engkau iblis, engkau pembohong, setidak-tidaknya engkau tak bisa lolos dari saya. Saya tak perlu lagi menghantammu.
SAMUEL GLASPELL : He... he.. he... (TERTAWA PANJANG SINIS)
OSCAR YAKOB : Ejeklah aku, engkau pun tak dapat memungkirinya.
SAMUEL GLASPELL : Saya takkan mati Oscar Yakob. (SINIS)
OSCAR YAKOB : Tetapi saya tahu, bahwa saya melihat juga kau meminum racun itu, bukan? Kaupun akan mampus Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : (TERSENYUM SINIS) Ya, kita minum bersama, bukan? Matamu tak pernah lepas dari aku bukan? Begitu? Dan kaupun belum mau meminumnya sebelum saya menghabiskan minuman saya sampai titik terakhir, bukan?
OSCAR YAKOB : Saya melihat kau minum apa yang saya minum.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah, ini adalah tipu muslihat timur, kalau kau mau tahu seorang dalam keadaan takut, akan terus menerus merasa diracuni, perlahan-lahan, sedikit demi sedikit akan tumbuh kekuatan dalam tubuhnya untuk melawan racun yang bagi orang lain menimbulkan kematian. Demikian juga dengan saya, kebiasaan berhati-hati yang sangat fantastis sudah menjadi kebiasaan saya. Berhubungan dengan jabatan saya, setiap saat saya selalu berhati-hati dan bersiap-siap terhadap racun. Kebiasaan yang bertahun-tahun itu, mendatangkan kekuatan dalam tubuh saya, ya... kau masih mendengar suara saya bukan? Inilah gunanya mengetahui pengetahuan timur. Saya bisa menyombongkan diri saya kepadamu, bahwa saya sanggup menghabikan dua atau tiga gelas lagi tanpa mendapatkan gangguan apa-apa. Tapi satu gelas saja sudah dapat membuat kau terbunuh.
(OSCAR YAKOB BERUSAHA UNTUK BANGKIT TETAPI TAK MAMPU)
SAMUEL GLASPELL : Tak ada faedahnya Oscar Yakob, saya menyarankan padamu untuk berpegangan erat-erat pada kursi itu!
OSCAR YAKOB : (SUARANYA NAIK TETAPI TERSENDAT) Kenapa... kenapa kau berusaha berbuat begitu padaku Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Demi surga, saya punya hukum alam. Kau juga punya hukum alam, bukan. Kau teoritis, kau anarki, kau jagal darah saudara lelakimu, berjaga dijalan kota dan mencabut nyawa kerabat dan sahabatku, pembela kestabilan negara, pembela kekuatan pemerintah. Apakah ini bukan apa-apa?!? Apakah tidak ada lagi tuntutan yang fantastis?!? Nah, Tuhan menyerahkan kau padaku, saya alat Tuhan bukan kau Oscar Yakob. Masih bisa mendengarkanku?!?
OSCAR YAKOB : Ya... (DENGAN NADA BERAT)
SAMUEL GLASPELL : Bagus, bagus... satu hal lagi! Kenapa saya merisaukan nyawa saya untuk mengambil nyawamu? Kau pasti ingin tahu bukan? Mengapa saya mebiarkan kau masuk dengan bebas tanpa digeledah? Kau ingin tahu juga kalau kau masih punya tenaga? (TERTAWA) Sebab orang mulai mengira bahwa Samuel Glaspell tidak seperti biasa, dan saya sendiri sudah mulai sangsi akan kecerdikan saya, maka dari itu saya menguji diri saya sendiri. Saya harus melemparkan diri saya sendiri ketengah pusara, saya harus berhadapan dengan lop pistolmu. Saya harus menggencet hidup saya dengan hidupmu dalam sebuah perjuangan mati-matian, kemudian dimana saya tidak mempunyai senjata, tidak mendapatkan pertolongan, dari siapapun, kecuali.... ini. (SAMBIL MENUNJUK OTAKNYA)
OSCAR YAKOB : Engkau iblis, engkau bangsat, engakau keparat....!!! (SAMBIL MENERKAM DAN JATUH KELANTAI)
SAMUEL GLASPELL : Begitu.... begitu.... sudah tamat rupanya... baiklah. (SAMBIL MERAIH ALAS UNTUK MENUTUPI OSCAR YAKOB)
(IA KEMUDIAN MERAIH GELAS MINUMAN, MEMPERHATIKAN PAPAN CATUR. HINGGA AKHIRNYA IA MENEKAN BELL. VERKA MASUK)
VERKA : Apakah yang mulia memanggil saya?
SAMUEL GLASPELL : Panggil Antonio, permainan catur akan segera dilanjutkan.
VERKA : Segera yang mulia.
(VERKA KELUAR, SAMUEL GLASPELL DUDUK KEMBALI DIHADAPAN PAPAN CATUR)
OSCAR YAKOB : Begitu menterinya... lalu... pionnya... tidak, ya... ya...!
(ANTONIO MASUK)
ANTONIO : Yang mulia... yang mulia telah menghakimi orang ini sendiri? (SAMBIL TERSENYUM KAGUM)
SAMUEL GLASPELL : (TERSENYUM DAN MINUM) Antonio, permainan catur kita lanjutkan. Coba kau lihat langkahku menghindar skakmat lima langkahmu!
ANTONIO : (SEMAKIN KAGUM)
TAMAT.
KARYA : KENNETH SAWYER GOODMAN
ALIH BAHASA : W.S RENDRA
PELAKU : SAMUEL GLASPELL
OSCAR YAKOB
ANTONIO
VERKA
ALGOJO
ALGOJO : Yang mulia, hari ini saya telah menyelesaikan sebelas nyawa.
SAMUEL GLASPELL : Bagus sekali, kau melaksanakan tugamu dengan baik sekali. (ALGOJO BERLALU) Bagaimana Antonio? (TERSENYUM) Rupanya kau telah kehilangan kecerdikanmu.
ANTONIO : Sebentar yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Pionnya barangkali.....
ANTONIO : Bukan (MAIN) Nah....sudah.
SAMUEL GLASPELL : Hah....begitu ya, bagus....bagus, rupanya kecerdikanmu telah kembali bukan? (MEMBUNYIKAN BEL)
ANTONIO : Apakah waktunya sudah habis yang mulia?
SAMUEL GLASPELL : Tidak, kita masih punya waktu 10 menit lagi untuk menyelesaikan permainan ini.
ANTONIO : Yang mulia sudah bosan main catur rupanya?
SAMUEL GLASPELL : Tidak, saya tidak pernah bosan main catur, dengarkanlah Antonio apabila saya bosan main catur, itu artinya saya telah bosan hidup. Permainan catur adalah tantangan bagi ketajaman otak serta kekuatan jiwa manusia, sebagai taktik cinta, taktik perang, politik.....dan lain-lain sebagainya. Apabila permainan caturku buruk, maka saya akan berhenti menjadi menteri urusan kepolisian. Kita orang pemerintah tidak hanya meletakkan nyawa dalam kekuatan tangan kita. Tapi kita harus mengasah kepala kita untuk menjalankan tugas seefektif mungkin. Kita harus menjaga agar sempurna, persis gerakannya, licin jalannya. Ya, ya begitulah caranya kita mengabdi pada pekerjaan kita. Apabila mesin-mesin dalam kepala kita ini mogok atau macet, maka kita tak punya arti apa-apa lagi.
ANTONIO : Tapi, pikiran yang mulia melayang agaknya.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah? Baiklah, baik.... (MAIN DENGAN CEPAT) Nah, coba kau lawan ini kalau bisa.
ANTONIO : Sebuah gerakan yang dapat menyelamatkan raja yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Kau rasakan sekarang saya melamun? Saya bermimpi, pikiranku melayang-layang. Kemudian datanglah gerakan secepat kilat. Nah, ketangkasan taktik. Pada lintasan akal sekejap itulah letak kekuatanku.
ANTONIO : Yang mulia, itu inspirasi namanya...!!!
SAMUEL GLASPELL : Mungkin, tetapi dibalik inspirasi itu kita tak boleh melupakan pada taktik permainan kita.
(VERKA MASUK)
VERKA : Apakah yang mulia memanggil saya?!?
SAMUEL GLASPELL : Apakah ada orang yang bernama Oscar Yakob?
VERKA : Orang yang bernama Oscar Yakob membawa surat keterangan dari yang mulia, telah menunggu di ruangan sekretaris.
SAMUEL GLASPELL : Saya perkenalkan kau membawanya sepuluh menit lagi.
VERKA : Harap dimaafkan yang mulia. Tetapi, tuan sekretaris mohon bertanya. Apakah perintah yang diberikan Antonio benar?
SAMUEL GLASPELL : Perintah apa?
VERKA : Bahwa orang yang bernama Oscar Yakob itu tak perlu digeledah.
SAMUEL GLASPELL : Tak ada alasan menggeledah orang itu!
(VERKA PERGI)
SAMUEL GLASPELL : Giliranmu Antonio. Kita masih punya waktu dua menit untuk main catur dan satu menit untuk tanya jawab.
ANTONIO : (MAIN) Nah, begini yang mulia....
SAMUEL GLASPELL : Begitu ya....lalu begini...? (MAIN)
ANTONIO : Hah, saya dapat menskak yang mulia dalam lima langkah lagi.
SAMUEL GLASPELL : Dua menit sudah habis Antonio. Sekarang katakanlah, apakah kau yakin bahwa agen-agen tak salah mengusut keterangan mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu.
ANTONIO : Sangat yakin yan mulia. Saya mohon pada yang mulia kemarin, karena telah jelas diketahui oleh agen-agen saya bahwa Oscar Yakob masuk komplotan anti pemerintah dan dia memdapat tugas dari pimpinannya untuk membunuh yang mulia, dua orang bawahannya telah kami tangkap dua hari yang lalu, dan tak mesti diragukan lagi mengenai orang yang bernama Oscar Yakob itu. Mengenai laporan sejarah hidupnya, sejak dia lahir sampai sekarang telah kami serahkan pada yang mulia kemarin. Tentu yang mulia telah memahaminya.
SAMUEL GLASPELL : Ya, ya.... riwayat hidupnya telah aku hafal diluar kepala, meskipun saya telah menganugrahkan kepadanya untuk berwawancara pribadi dengan saya. Juga saya telah memberikan perintah yang tegas untuk tidak mengeledah dia. Dengan singkat saya telah melakukan pekerjaan yang tolol bukan?
ANTONIO : Saya tak berhak meragukan kebijakasanaan yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Apa? Kau tak berhak meragukan kebijaksanaanku. Tapi dalam hati kau meragukannya. Saya dapat melihat dibalik pandangan matamu ketika kau bekata dalam hati “yang mulia Samuel Glaspell, dibalik omongannya yang manis tidak seperti biasanya lagi. Dia telah mundur, dia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya”. Apa kau kira saya penakut?!?
ANTONIO : Yang mulia.......
SAMUEL GLASPELL : Saya kadang-kadang berfikir begitu, bahwa sekali waktu tak ada lintasan akal yang timbul seperti kilat, bahwa saya akan bikin skak mat untuk selama-lamanya, itulah sebabnya kau kupanggil kemari berjam-jam main catur denganku. Saya sangat terganggu untuk melakukan permainan dengan....si Oscar Yakob itu.
ANTONIO : Jadi yang mulia punya alasan yang kuat untuk bertemu dengan orang itu?
SAMUEL GLASPELL : Kau akan bisa memahami alasanku ini.
ANTONIO : Tapi orang itu ditugaskan untuk membunuh yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Biarlah...
ANTONIO : Tapi dalam hal ini saya mengusulkan pada yang mulia...untuk berhati-hati terntu akan lebih aman apabila...
SAMUEL GLASPELL : Cukup! Jangan bicara seperti anak kecil Antonio. Saya tau apa yang sedang kau fikirkan “Samuel Glaspell tidak sepertinya, dia telah kehilangan sesuatu yang menyebabkan kehilangan kekuatannya. Dia telah lamban dan dia butuh dijaga”....nah, sekarang kerjakan saja apa yang telah saya tugaskan padamu, dan jangan lebih dari itu.
ANTONIO : Apakah caturnya harus saya singkirkan yang mulia?
SAMUEL GLASPELL : Jangan, kau sentuh atau dirubah. Kita akan menyelesaikan nanti (ANTONIO INGIN MENGATAKAN SESUATU TAPI RAGU-RAGU). Nanti kupanggil kau dengan bel. Baiklah, kulihat kau akan berkata sesuatu kau kira....permainan catur ini tak dapat dilanjutkan? Kita lihat saja nanti.
ANTONIO : Saya mohon kepada yang mulia agar ber....
(VERKA MASUK DENGAN OSCAR YAKOB)
VERKA : Oscar Yakob menghadap.... (DENGAN LANTANG)
SAMUEL GLASPELL : Begitu ya jadi kau yang bernama Oscar Yakob itu. Bagus kalau begitu.
OSCAR YAKOB : Ya, saya Oscar Yakob.
SAMUEL GLASPELL : Bois Nastrada Oscar Yakob.
OSCAR YAKOB : Bois Nastrada Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Ternyata begitu sukar berjumpa dengan saya? Susah bertemu dengan Samuel Glaspell
OSCAR YAKOB : (KEPADA ANTONIO DAN VERKA) Nah, apalagi yang kalian nantikan? Orang ini mempunyai sesuatu yang penting untuk disampaikan, tapi dia seorang pemalu dihadapan orang banyak. Dia tidak bisa berkata apa-apa....
ANTONIO : Yang mulia, saya akan menanti dikoridor.
SAMUEL GLASPELL : Nonsens, omong kosong! Pergilah kekebun, carilah ispirasi disana, ayo pergilah!
(ANTONIO DAN VERKA PERGI)
SAMUEL GLASPELL : Duduklah dikursi itu! (PADA OSCAR YAKOB) Saya ingin memandangmu baik-baik. (OSCAR YAKOB CURIGA) Ahh, tak ada orang lain mengintai kita. Kamar ini berada diujung dan dipojok rumah. Dibelakang tak ada apa-apa selain jendela, tak ada balkon dan tak ada lemari. Bukalah pintu darimana kau masuk tadi. Tak ada orang dikoridor, boleh kau kunci bila kau menghendakinya. Baik, sekarang duduklah dan katakanlah apa yang kau inginkan? (MEMBISU) Oh, tiba-tiba jadi bisu ya. Tak tau bagaimana memulainya, malu atau bagaimana? Hmm....
OSCAR YAKOB : Tidak, saya berkata dalam hati!
SAMUEL GLASPELL : Ha, berkata dalam hati?
OSCAR YAKOB : Saya bertanya dalam hati, mengapa yang mulia memberikan kesempatan ini?!?
SAMUEL GLASPELL : Kesempatan? Kesempatan apa?
OSCAR YAKOB : Kesempatan saya untuk membunuh yang mulia!
SAMUEL GLASPELL : Kau mau membunuh saya, jadi itu soalnya bukan? Baiklah, saya juga sedang memikirkan hal itu, tentu sekarang saya lebih yakin lagi, bagus, teruskan!
OSCAR YAKOB : (TENANG DAN BIASA) Tuhan menyerahkan anda ketangan saya.
SAMUEL GLASPELL : Jangan Tuhan kita itu, kita ikut-ikutan. Buanglah kalimat tolol dan omong kosang itu. Saya sangsi apakah Tuhan masih mempunyai perhatian terhadap orang semacam aku dan kau, sayalah yang menyerahkan diriku kepadamu, tak lebih persoalan dari itu. Dengan gampang saya menjebakmu, tapi tidak. Bahkan tak perlu lagi pistolmu kau sembunyikan dibalik kantongmu itu!
OSCAR YAKOB : Yang mulia rupanya bermurah hati.
SAMUEL GLASPELL : Bukan, bukan bermurah hati, saya hanya tergoda ingin tahu bagaimana kau memainkan pistolmu, nafsu ingin tahu ini meluap-luap barang kali, keluarkanlah barang itu Oscar Yakob, silahkan!
OSCAR YAKOB : Yang mulia ini yang mendebarkan hati kita berdua.
SAMUEL GLASPELL : Dan mengharukan begitu? Ya, begitu mengharukan hati. Bagus, bagus Oscar Yakob. (POSISI TANGA SAMUEL GLASPELL MENDEKATI BELL)
OSCAR YAKOB : (MENGELUARKAN PISTOL) Jauhkan tangan anda dari bell itu, dangan hormat yang mulia Samuel Glaspell!
SAMUEL GLASPELL : Saya tak akan membunyikan bell, kau takut mereka datang kemari, kalau bell ini kubunyikan bukan? Tidak, apakah saya begitu tolol mengira kau takut, baiklah kalau saya gerakkan tangan, tentu kau menembakku.
OSCAR YAKOB : Ya!
SAMUEL GLASPELL : Nah, teruskanlah. Saya takkan melakukan gerakan itu.
OSCAR YAKOB : Tak ada seorangpun diatas bumi ini yang dapat menyelamatkan anda, Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Demikian juga denganmu sobat, kau takkan bisa meninggalkan ruangan ini dengan selamat, ya... katakanlah dalam keadaan sehat walafiat.
OSCAR YAKOB : Saya akan mencoba keluar dengan selamat, Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Tidak, itu berlebih-lebihan rasanya. Saya memang membiarkan kau masuk, tapi saya tak biarkan kau keluar, kau akan kehilangan kawan yang berguna Oscar Yakob.
OSCAR YAKOB : Yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Terserah padamu untuk mengakhiri wawancara ini. Tembaklah! Kau pasti sangat benci padaku? Hingga rela mengorbankan nyawamu untuk membunuhku.
OSCAR YAKOB : Saya tak benci pada anda.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah, sinting sekali, kupikir orang-orang sejenismu membenci padaku, barangkali kau hanya menjilatku dengan menunjukkan perasaanmu. Boleh, jilatilah dengan cara...
OSCAR YAKOB : Tak ada hasrat untuk menjilat anda.
SAMUEL GLASPELL : Ahh, begitu. Jadi saya akan menjalani sesuatu tanpa dijilat dulu?
OSCAR YAKOB : Perasaan pribadiku tak campur apa-apa dalam hal ini, aku alat Tuhan.
SAMUEL GLASPELL : Lagi-lagi begitu. Tak ada hubungannya Tuhan dengan semua ini. (TERSENYUM) Oh ya, apa kebetulan kau pandai main catur?
OSCAR YAKOB : Mengapa anda bertanya begitu? (NERVOUS)
SAMUEL GLASPELL : Sebab kau telah menengahi permainan caturku, Antonio tadi mengancam saya, akan menskak dalam lima langkah, tidak... tidak semudah itu Oscar Yakob.
OSCAR YAKOB : Saya telah cukup mendengar anda melucu, Samuel Glaspell!
SAMUEL GLASPELL : Jadi kau tak bisa main catur. Baiklah, saya telah berjanji untuk meneruskan permainan itu nanti, coba kita lihat saja nanti.
OSCAR YAKOB : Tentu yang mulia mempunyai satu kehendak.
SAMUEL GLASPELL : Sudah say katakan padamu tadi, apabila kau telah bosan dengan wawancara ini, terserah padamu untuk mengakhiri hidupku. Apa lagi yang kau tunggu, kenapa kau jadi lamban?!?
OSCAR YAKOB : Apakah yang mulia tidak ingin berdoa?
SAMUEL GLASPELL : Berdoa? Siapa yang ingin mendengarkan doa dari orang semacam saya? Tidak, saya lebih suka berbincang-bincang.
OSCAR YAKOB : Terserah pada yang mulia.
SAMUEL GLASPELL : Ya, kita berbincang-bincang sampai cukup keberanianmu untuk melaksanakan tugasmu.
OSCAR YAKOB : (DENGAN GAGAH) Tak perlu keberanian untuk menyelesaikan orang semacam anda.
SAMUEL GLASPELL : (TENANG DAN YAKIN) Orang akan membutuhkan keberanian, walau hanya untuk membunuh tikus sekalipun.
OSCAR YAKOB : Samuel Glaspell! Saya adalah orang yang terpilih.
SAMUEL GLASPELL : O, begitu, jadi pilihan telah jatuh padamu. Suatu kehormatan, suatu keistimewaan. Kau menganggapnya begitu bukan? Sebagai seorang pemberontak kau pasti mempunyai cita-cita politik bukan?
OSCAR YAKOB : Saya tak punya cita-cita politik.
SAMUEL GLASPELL : Tak punya cita-cita politik? O, begitu, juga tak ada kebencian perseorangan, lalu apa? Coba ceritakan padaku.
OSCAR YAKOB : Saya adalah seorang petani, bapak saya petani, kakak saya juga petani. Anda seorang bangsawan, nenek moyang anda seorang pangeran dan bangsawan. Ini adalah masalah penindasan dan perbudakan melawan sejarah kekejaman dan penindasan, saya tak peduli. Hari ini saya hanya memikirkan hari kemarin dan hari yang akan datang. Tindakan anda sangat kejam dan keras. Tak usah diragukan lagi. Itupun saya tak peduli. Semua itu saya tidak ikut-ikutan dalam hal ini, penderitaan saya sendiri juga saya tidak ikut-ikutan. Semuanya tak berarti mendorong saya melakukan perbuatan. Anda dan saya tak berarti apa-apa. Ini adalah kasta melawan kasta. Saya menggabungkan diri dalam partai revolusioner. Betul, anda menamakan saya agen mereka. Ya. Meskipun saya tak tahu cita-cita mereka untuk negara ini, saya tak akan mempedulikannya. Saya hanya mengerti bahwa gerombolan pada siapa saya bergabung, adalah perjuangan yang mewakili gelora hati saya. Saya menuruti karena saya berhak untuk mendendam darah dan kelahiran saya...
SAMUEL GLASPELL : Ya, kau orang yang fanatik.
OSCAR YAKOB : Adalah hukum alam bahwa saya melawan anda.
SAMUEL GLASPELL : Ahaa, jadi secara alam kau memusuhiku? Sejarah penderitaan melawan penindasan, begitu. Hari ini kau telah melupakan segala-galanya bukan? Duka deritamu yang tak seberapa dan kekejaman yang tak seberapa, kau anggap tak perlu kau perdulikan? Kau hanya berpendapat dirimu tak lebih dari tangan dendam, dari satu kasta terhadap kasta lain. Oh, kau digerakkan oleh debu-debu bangkai nenek moyang bukan? Engkau memukul udara dengan gada asap. Engkau terjerumus didalam kedangkalan dan kepicikan, apa yang engkau kerjakan kini adalah hinaan yang fanatik terhadap keadilan.
OSCAR YAKOB : Tanganku telah gatal Samuel Glaspell! (MENGANCAM)
SAMUEL GLASPELL : Tunggu! (TENANG) Masih ada sesuatu hal yang akan saya katakan, sesuatu hal yang akan kau kenang diantara waktu kau membunuhku dan kau dibunuh. Sebenarnya... Oscar Yakob adalah... saya, bukan kau....!!!
OSCAR YAKOB : Omong kosong! Apa pula ini?!?
SAMUEL GLASPELL : Engkaulah Samuel Glaspell.
OSCAR YAKOB : Gila... anda gila...!!! (MENGANCAM DENGAN PISTOL)
SAMUEL GLASPELL : Tunggu! Ketika kau masih kanak-kanak, kau punya saudara pungut. Kau biasa berkejar-kejaran diladang. Biasa tidur bersama, bertangkar memperebutkan boneka barang mainan dan ketika berumur tujuh tahun, ada seorang penunggang kuda dari timur, lalu mengambil saudara pungutmu itu pergi, dan apabila kau menangis mencarinya, ayahmu memukulmu. Apakah kau masih ingat semua itu?
OSCAR YAKOB : Ya, saya masih ingat semua itu dengan baik. (DATAR)
SAMUEL GLASPELL : Ayahmu meninggalkan ibumu pada tahun berikutnya, sebentar waktu kemudian ibumu meninggl dunia, ia tak pernah bercerita perihal audara pungutmu itu. Kau lalu pergi kerumah pamanmu dan akhirnya kau magang pada tukang sepatu.
OSCAR YAKOB : Cukuplah, anda tak bisa mepesona dengan riwayat hidup saya, itu tak membuktikan apa-apa, spion anda tahu saja tentang hal itu. Siapa saya dulu dan siapa saya sekarang, bagaimana saya ini dan bagaimana saya itu.
SAMUEL GLASPELL : Ya, memang cukup semua itu, seperti kau katakan tadi, itu tak membuktikan apa-apa, tapi kita saudara angkat.
OSCAR YAKOB : Apa buktinya?
SAMUEL GLASPELL : Ibumu yang baik hati rupanya telah tertarik pada sebuah lelucon yang tak menguntungkan. Ia telah mengirimkan anaknya sendiri agar dibesarkan sebagai anak bangsawan, sedangkan seorang pangeran yang dititipkan kepadanya untuk melindunginya dari bahaya seorang jenderal markis, telah ia kirim ke Brudenburg, untuk menempuh hidup yang kau.... kau sendiri tahu macam bagaimana itu.
OSCAR YAKOB : Beri say bukti lainnya!
SAMUEL GLASPELL : Saya takkan memberimu ciri dan bukti kepadamu.
OSCAR YAKOB : Ahaa, apa lagi sekarang. Apalagi yang akan anda dongengkan kepada saya?
SAMUEL GLASPELL : Sayalah petani itu. Dan engkaulah bangsawan itu. Saya dan engkau adalah anak petani itu. Mengertikan engkau sekarang? Mengapa saya namakan tugasmu itu tugas kegila-gilaan.
OSCAR YAKOB : Bohong, bohong! Apapula tujuan anda, maka anda berbohong?!?
SAMUEL GLASPELL : Tak ada. (TENANG)
OSCAR YAKOB : Apakah anda mengharapkan aku membuang pistol ini keluar jendela dan memeluk anda sebagai saudara tua... ha... (TERTAWA SETENGAH MATI)
SAMUEL GLASPELL : Saya tak mengharapkan apa-apa. Saya insyaf, saya sadar bahwa saya adalah orang mati yang berbicara dengan orang mati.
OSCAR YAKOB : Bohong, bohong! Dari puncak sampai kedasar-dasarnya.
SAMUEL GLASPELL : Betul seratus persen. Tak ada alasan untuk membohongi anda. Bukankah kau bertanya padaku? Kenapa kau kuberikan kesempatan untuk membunuhku? Apa yang kau rencanakan sudah terjadi beberapa minggu yang lalu. samuel Glaspell telah hilang keseimbangannya. Saya sesungguhnya ingin bunuh diri, saya harus mati, tapi kematian macam apa, saya tak tahu, itulah sebabnya kau datang kemari tidak digeledah. Kaulah yang akan menjalankan kematian itu.
OSCAR YAKOB : Itu sajalah alasan anda untuk bertemu dengan saya?
SAMUEL GLASPELL : Apakah tidak cukup alasan untuk bertemu dengan memberikan kematian itu?
OSCAR YAKOB : Nah, apa lagi yang akan anda ceritakan.
SAMUEL GLASPELL : Saya hanya meminta agar segera menyelesaikan tugasmu. Kecuali kau merasa berat untuk membunuh saudara angkatmu... Oscar Yakob yang sebenarnya, apabila demikian halnya, pergilah, pintu masih terbuka bagimu.
OSCAR YAKOB : (TAJAM) Manis sekali, mengharukan sekali, kembali? Dan mengatakan pada teman-temanku bahwa aku telah melepaskan Samuel Glaspell yang begis itu dari ujung pistolku, karena dia telah menceritakan sebuah cerita anak-anak tentang dua orang bersaudara angkat, yang sangat mengharukan?!? Tidak...(MENGOKANG PISTOL)
SAMUEL GLASPELL : Bunuhlah saya kalau begitu!
OSCAR YAKOB : (MEMBIDIK) Sa....
SAMUEL GLASPELL : Tembaklah!
OSCAR YAKOB : Sa... saya tak bisa. Bagaimanapun juga ada kemungkinan bahwa yang kau katakan mungkin benar. (MELETAKKAN PISTOLNYA) Bagaimanapun saya tak dapat hidup kalaupun itu dusta. Dan demi Tuhan sayapun akan mati kalau itu benar.
SAMUEL GLASPELL : Pendeknya, bagaimanapun juga kita berdua harus mati.
OSCAR YAKOB : Ya, demikianlah, tapi aku tak berani bunuh diri, harus ada jalan lain.
SAMUEL GLASPELL : Apakah kau cukup berani minum racun? Ya, bagus... apakah kau lihat cincin ini? Kalau saya tekan sebuah pernya... begini... ada tepung yang hebat dibawah akiknya, lihat. Didalamnya, kita melotre, salah seorang dari kita akan meminum racun. Yang seorang lagi menggunakan pistol, gampang bukan?
OSCAR YAKOB : Ya, sekarang aku jadinya telah mengetahui tipu muslihat anda, bohong! Setiap kata anda adalah bohong! Saya bisa menduga anda dengan jelas, anda memang tukang sulap yang licik seperti setan. Tapi saya tak mau diundi dengan orang sejenis anda.
SAMUEL GLASPELL : Kalau begitu pakailah dengan caramu. Lihatlah racun ini, telah lebih cukup untuk kita berdua. Ambillah anggur sendiri-sendiri, sesudahnya bagi dalam dua gelas, satu untukmu dan satu untuk saya dan untuk memuaskan hatimu, sayalah yang minum lebih dulu.
OSCAR YAKOB : Anda akan bersikeras sampai saat terakhir bukan? Baiklah, kita lihat saja nanti. (MENCAMPURKAN DAN SEBAGIAN UNTUK SAMUEL GLASPELL)
SAMUEL GLASPELL : Untuk kematian yang nikmat saudara angkatku. (MINUM)
OSCAR YAKOB : Haa. Ternyata kau memang seorang pemberani. (MENGANGKAT GELAS DAN BERHENTI) Bagaimana... bagaimana kalau anda saya tinggalkan sekarang, bagaimana?
SAMUEL GLASPELL : Para pengawalku telahku perintahkan untuk menangkapmu begitu kau keluar.
OSCAR YAKOB : Dalam hal ini, untuk penebusan dosa-dosa anda, saudara angkatku. (MINUM)
SAMUEL GLASPELL : Duduklah!
OSCAR YAKOB : (DUDUK TAPI TEGANG) Apakah kita harus menunggu lama?
SAMUEL GLASPELL : Mungkin lima menit, itu tadi adalah ramuan timur, sebab ramuan ini adalah pelupa diri yang sempurna. Saya percaya bahwa dia bekerja tanpa mendatangkan kesakitan. Saya telah diberitahu, kita nanti akan menjadi mati rasa dan indera kita. Apakah kau merasa mengantuk?
OSCAR YAKOB : Tidak. Saya merasa indera saya lebih tajam, suara anda nyata jelas kedengarannya.
SAMUEL GLASPELL : Kalau begitu coba angkat tanganmu!
OSCAR YAKOB : Rasanya sangat berat. (OSCAR YAKOB BERUSAHA MENGANGKAT TANGANNYA) Apakah anda takut mati yang mulia?
SAMUEL GLASPELL : Tidak, saya tidak takut mati sobat. (MENATAP TAJAM)
OSCAR YAKOB : Sa.... ya juga tidak.
SAMUEL GLASPELL : Sekarang coba kau angkat kakimu!
OSCAR YAKOB : Tak bisa.... aneh, saya merasa perasaan saya mati.
SAMUEL GLASPELL : Demikian juga saya sobat. Dapatkah kau bangkit dari kursimu.
OSCAR YAKOB : (PERLAHAN) Sa... ya... tak bisa menggerakkan tangan saya. Barangkali saya bisa bergerak kalau saya berusaha keras, tetapi saya kehilangan perasaan saya,.... sa.... ya merasa sakit, hanya kepala berdering-dering.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah....?!? apakah kau masih dapat mendengar suara saya dengan jelas?
OSCAR YAKOB : Ya, saya masih mendengar.
SAMUEL GLASPELL : Hemm, he... he... (TERTAWA PANJANG DAN SINIS)
OSCAR YAKOB : Katakan demi dosa-dosa anda. Apakah yang kau ceritakan tadi benar? Dan benarkah bahwa Samuel Glaspell itu adalah saya sendiri..?!?
SAMUEL GLASPELL : Demi dosa saya... he... he...
OSCAR YAKOB : Apabila semua itu benar, saya mohon kepada anda untuk memaafkan saya....
SAMUEL GLASPELL : Tak ada yang harus dimaafkan.
OSCAR YAKOB : (TERASA MENDEKATI AJAL) Te... terima kasih.
SAMUEL GLASPELL : Demi penebusan dosa-dosa saya Oscar Yakob, apa yang saya ceritakan adalah dusta belaka, (SAMUEL GLASPELL BERDIRI DAN SALING BERTATAPAN) Saya telah berdusta kepadamu. Aku bukan saudara angkatmu. Engkaulah Oscar Yakob dan saya adalah Samuel Glaspell. Saya telah berdusta kepadamu, ha... ha...
OSCAR YAKOB : (BERUSAHA UNTUK BANGKIT DAN MENGAMBIL PISTOL TETAPI KEBURU DIRAMPAS OLEH SAMUEL GLASPELL, AKHIRNYA IA LEMAS)
SAMUEL GLASPELL : (BERDIRI DIHADAPANNYA) Nah, engkau masih bisa bicara bukan?!?
OSCAR YAKOB : Engkau iblis, engkau pembohong, setidak-tidaknya engkau tak bisa lolos dari saya. Saya tak perlu lagi menghantammu.
SAMUEL GLASPELL : He... he.. he... (TERTAWA PANJANG SINIS)
OSCAR YAKOB : Ejeklah aku, engkau pun tak dapat memungkirinya.
SAMUEL GLASPELL : Saya takkan mati Oscar Yakob. (SINIS)
OSCAR YAKOB : Tetapi saya tahu, bahwa saya melihat juga kau meminum racun itu, bukan? Kaupun akan mampus Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : (TERSENYUM SINIS) Ya, kita minum bersama, bukan? Matamu tak pernah lepas dari aku bukan? Begitu? Dan kaupun belum mau meminumnya sebelum saya menghabiskan minuman saya sampai titik terakhir, bukan?
OSCAR YAKOB : Saya melihat kau minum apa yang saya minum.
SAMUEL GLASPELL : Begitukah, ini adalah tipu muslihat timur, kalau kau mau tahu seorang dalam keadaan takut, akan terus menerus merasa diracuni, perlahan-lahan, sedikit demi sedikit akan tumbuh kekuatan dalam tubuhnya untuk melawan racun yang bagi orang lain menimbulkan kematian. Demikian juga dengan saya, kebiasaan berhati-hati yang sangat fantastis sudah menjadi kebiasaan saya. Berhubungan dengan jabatan saya, setiap saat saya selalu berhati-hati dan bersiap-siap terhadap racun. Kebiasaan yang bertahun-tahun itu, mendatangkan kekuatan dalam tubuh saya, ya... kau masih mendengar suara saya bukan? Inilah gunanya mengetahui pengetahuan timur. Saya bisa menyombongkan diri saya kepadamu, bahwa saya sanggup menghabikan dua atau tiga gelas lagi tanpa mendapatkan gangguan apa-apa. Tapi satu gelas saja sudah dapat membuat kau terbunuh.
(OSCAR YAKOB BERUSAHA UNTUK BANGKIT TETAPI TAK MAMPU)
SAMUEL GLASPELL : Tak ada faedahnya Oscar Yakob, saya menyarankan padamu untuk berpegangan erat-erat pada kursi itu!
OSCAR YAKOB : (SUARANYA NAIK TETAPI TERSENDAT) Kenapa... kenapa kau berusaha berbuat begitu padaku Samuel Glaspell.
SAMUEL GLASPELL : Demi surga, saya punya hukum alam. Kau juga punya hukum alam, bukan. Kau teoritis, kau anarki, kau jagal darah saudara lelakimu, berjaga dijalan kota dan mencabut nyawa kerabat dan sahabatku, pembela kestabilan negara, pembela kekuatan pemerintah. Apakah ini bukan apa-apa?!? Apakah tidak ada lagi tuntutan yang fantastis?!? Nah, Tuhan menyerahkan kau padaku, saya alat Tuhan bukan kau Oscar Yakob. Masih bisa mendengarkanku?!?
OSCAR YAKOB : Ya... (DENGAN NADA BERAT)
SAMUEL GLASPELL : Bagus, bagus... satu hal lagi! Kenapa saya merisaukan nyawa saya untuk mengambil nyawamu? Kau pasti ingin tahu bukan? Mengapa saya mebiarkan kau masuk dengan bebas tanpa digeledah? Kau ingin tahu juga kalau kau masih punya tenaga? (TERTAWA) Sebab orang mulai mengira bahwa Samuel Glaspell tidak seperti biasa, dan saya sendiri sudah mulai sangsi akan kecerdikan saya, maka dari itu saya menguji diri saya sendiri. Saya harus melemparkan diri saya sendiri ketengah pusara, saya harus berhadapan dengan lop pistolmu. Saya harus menggencet hidup saya dengan hidupmu dalam sebuah perjuangan mati-matian, kemudian dimana saya tidak mempunyai senjata, tidak mendapatkan pertolongan, dari siapapun, kecuali.... ini. (SAMBIL MENUNJUK OTAKNYA)
OSCAR YAKOB : Engkau iblis, engkau bangsat, engakau keparat....!!! (SAMBIL MENERKAM DAN JATUH KELANTAI)
SAMUEL GLASPELL : Begitu.... begitu.... sudah tamat rupanya... baiklah. (SAMBIL MERAIH ALAS UNTUK MENUTUPI OSCAR YAKOB)
(IA KEMUDIAN MERAIH GELAS MINUMAN, MEMPERHATIKAN PAPAN CATUR. HINGGA AKHIRNYA IA MENEKAN BELL. VERKA MASUK)
VERKA : Apakah yang mulia memanggil saya?
SAMUEL GLASPELL : Panggil Antonio, permainan catur akan segera dilanjutkan.
VERKA : Segera yang mulia.
(VERKA KELUAR, SAMUEL GLASPELL DUDUK KEMBALI DIHADAPAN PAPAN CATUR)
OSCAR YAKOB : Begitu menterinya... lalu... pionnya... tidak, ya... ya...!
(ANTONIO MASUK)
ANTONIO : Yang mulia... yang mulia telah menghakimi orang ini sendiri? (SAMBIL TERSENYUM KAGUM)
SAMUEL GLASPELL : (TERSENYUM DAN MINUM) Antonio, permainan catur kita lanjutkan. Coba kau lihat langkahku menghindar skakmat lima langkahmu!
ANTONIO : (SEMAKIN KAGUM)
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar